Kupasrahkan diriku antara kata dan umpama agar kau bisa membaca: kau seru hidupku angin bagi wajahku, cahaya bagi mataku bukit bagi pundakku, lembah bagi lenganku guruh bagi jantungku, mata air…
Masihkah kita harus bersengketa ketika hari hampir habis dan doa hanya menjadi ritus ala kadarnya? Sementara daun-daun tak sekalipun menebak ke mana angin akan meniupnya. Seperti kita manusia …