Text
Rara Mendut
"Kita kan hanya perempuan rampasan belaka, Den Rara. Kenapa Den Rara tidak mau dipersunting Tumenggung yang kuasa dan kaya raya?"
"Tubuh dirampas memang. Tetapi hati tidak." Genduk Duku, yang menjatuhkan dirinya dalam pangkuan puannya, dibelai rambutnya. "Nduk, Genduk Ku sayang. Sebentar lagi kau akan menjadi wanita cantik juga. Tidak mudah menjadi wanita cantik, Nduk. Tidak mudah. Apalagi di kalangan istana. Di sini kita memang barang hiburan belaka. Di luar sana kita lebih mudah jadi orang."
Deskripsi :
Buku Rara Mendut menceritakan tentang Rara Mendut, seorang gadis remaja yang cantik. Ia anak angkat Kakek Siwo, seorang nelayan yang berasal dari desa pesisir Teluk Cikal, Pati. Dalam perjalanan hidupnya, Rara Mendut pernah dua kali akan dijadikan sebagai selir bangsawan, yang pertama sebagai selir Adipati Pragola dan yang kedua sebagai selir Tumenggung Wiroguno. Sultan Mataram menghadiahkan Rara Mendut kepada Tumenggung Wiroguno. Keinginan Tumenggung Wiroguno untuk menyunting Rara Mendut tidak dapat terwujud. Rara Mendut menolak pinangannya. Karena penolakan itu, Rara Mendut mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan. Ia memaksa Rara Mendut membayar pajak dalam wujud uang real dengan jumlah tertentu setiap hari. Penderitaan akibat perlakuan sewenang-wenang Tumenggung Wiroguno menyebabkan Rara Mendut memutuskan lari dari puri Wirogunan bersama Pronocitro. Pelarian tersebut berakhir dengan kematian Rara Mendut dan Pronocitro di tangan Tumenggung Wiroguno.
YPII0003706SMATRI | 899.221 308 1 MAN r | Perpustakaan SMA Trinitas Bandung | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain