Text
The Last Empress
"Kerja Ulat Sutera, hingga mati meninggalkan benang terbaiknya Air mata lilin mengering, saat ia menghabisi dirinya," Sebuah pepatah kuno pada zaman Dinasti Song, sekitar abad 13 kembali di senandungkan oleh Maharatu Anggrek saat ia berusia 73 tahun. Posisi Dinasti Qing yang benar-benar terjepit pada awal abad ke 21, menjadikannya santapan empuk dari kelompok negara barat yang berubah menjadi perompak di perang candu. Metamorfosis Anggrek menjadi selir bernama Yehonala hingga bertahta di kerajaan dengan gelar Maharatu, menjadikannya sebagai perempuan terlama di dunia yang duduk dalam singgasana kekuasaan. Anggrek tidak hanya memerintah, namun ia pun "mau" di perintah bawahannya terutama kaum kasim yang terus menggerogoti uang kas kerajaan dari dalam istana.
YPII0000441SMATRI | 813.081 MIN i | Perpustakaan SMA Trinitas Bandung | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain