Text
Awan Jingga Berarak
Satu hal yang tak bisa dipungkiri tentang Chiung Yao: dia mampu menulis tentang suatu konsep yang dia tidak mengerti jelas dengan sangat meyakinkan sampai pembaca tak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah. Sebagai contoh, kondisi jantung Hanni. Deskripsi yang Chiung Yao gunakan kedengarannya tidak begitu akurat, tapi dengan pintar ia membuat sang ibu mengaku kalau dia sendiri "tidak mengerti jelas." Alhasil, pembaca dapat menerima penjelasan tentang mengapa Hanni tak bisa keluar rumah apa adanya.
Chiung Yao juga cukup lihai membuat cerita yang tidak masuk akal menjadi masuk akal. Dua kali karakternya sempat berkomentar, "Kejadian ini sangat aneh kalau ditulis di novel atau di acara TV orang pun akan tertawa." Justru karena Chiung Yao mengaku secara tidak langsung kalau kisah yang dia ceritakan terlalu tergantung akan kebetulan lah kita bisa menerimanya.
Mengenai kisah cinta di novel ini sendiri, kesannya agak payah. Mungkin banyak orang yang menganggap cerita ini romantik - dan dari satu segi betul cerita ini bisa jadi romantik. TETAPI, kalu dipikir-pikir apakah cinta Yunlou pada Hanni atau pada Hsiaomei benar-benar murni? Yunlou mulai suka pada Hanni sewaktu dia masih punya pacar di Hong Kong, dan dia mulai suka pada Hsiaomei sewaktu dia masih tergila-gila dengan Hanni. Kalau kita tarik Yunlou dari dunia Chiung Yao, sepertinya dia tipe playboy, seorang yang sering berganti pacar karena dia mudah "jatuh cinta." Yang membuat bingung kenapa Hsiaomei gagal menyadari hal ini? Kalau Hanni jatuh ke tangan Yunlou itu maklum; dia jarang keluar rumah dan tidak terlalu cerdas. Tapi Hsiaomei?
Selain itu, ada satu hal yang benar-benar menjanggal. Apakah Yunlou tidak merasa aneh jatuh hati pada kedua saudara kembar? Orang yang jahil akan menyahut kalau itu fantasi semua laki-laki, bisa berpacaran dengan dua orang saudara kembar. Tapi kalau dipikir-pikir, ini membuat badan agak merinding. Apa lagi di novel ini Hsiaomei seolah pengganti Hanni belaka. Takdir disebut-sebut, seperti memang Hanni harus meninggal supaya Yunlou bisa bertemu Hsiamei. Aneh.
Walaupun demikian, buku ini diberi empat bintang karena ceritanya, seaneh bagaimanapun, cukup menggaet perhatian pembaca. Dibanding buku-buku Chiung Yao yang lain, terjemahannya juga bagus - mungkin sebagus tulisan aslinya dalam bahasa Cina.
YPII0000956SMATRI | 813 YAO a | Perpustakaan SMA Trinitas Bandung | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain